JAKARTA - Pemerintah dan maskapai penerbangan sebaiknya meningkatkan pengawasan terhadap seluruh pilot dan kru penerbangan demi keselamatan penumpang.
Hal ini dinilai penting dan mendesak menyusul tertangkapnya kapten Sjaiful Salam, 44, pilot Lion Air karena mengonsumsi sabu-sabu di kamar 2109 Hotel Garden Palace, Surabaya, Sabtu 4 Februari lalu.
Sjaiful adalah pilot kedua yang ditangkap aparat Badan Narkotika Nasional dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, BNN juga menciduk pilot Lion Air lainnya, Hanum Adhyaksa di sebuah tempat hiburan malam di Makassar 11 Januari lalu.
Ketua Forum Transportasi Udara Soeharto Abdul Majid mengatakan, kasus tersebut sangat memprihatinkan karena membahayakan nyawa banyak orang. Oleh karena itu, maskapai penerbangan sudah semestinya lebih rutin menggelar tes narkoba terhadap para pilot.
“Saya kira sangat perlu, dengan situasi seperti ini, perlu tes rutin, misalnya sebulan sekali, hingga tiga bulan ke depan untuk memberi efek jera,” katanya kepada okezone, Minggu (5/2/2012) malam.
Meski akan meningkatkan biaya operasional, kata Soeharto, maskapai akan memetik keuntungan dengan pulihnya kepercayaan konsumen. Selain itu, dia mengusulkan agar maskapai tidak hanya memecat pilot yang terbukti mengonsumsi narkoba, tetapi juga membina seluruh pilot yang ada.
“Pemerintah harus menegur keras perusahaan Lion Air, selama ini kan selalu dibilang itu ulah oknum, betul oknum tapi ini terkait masalah perusahaan. Harus dilakukan evaluasi menyeluruh dalam pengertian dari dulu ke hilir, dari pola rekrutmen harus kembali ditingkatkan mentalitas dan perilaku seorang calon pilot,” katanya.
Solusi lain, menurut Soeharto adalah maskapai melengkapi diri dengan teknologi yang mampu mendeteksi sejak awal apabila ada pilot yang menggunakan zat terlarang sebelum melaksanakan tugasnya.
(abe)
0 comments:
Post a Comment